one by one

•April 5, 2008 • Leave a Comment

Buka Google, kemudian masukkan kata kunci ”the sigit”, terpilihlah di deretan teratas link menuju http://www.myspace.com/thesigit. Klik situs itu, lalu cari nomor kontak The S.I.G.I.T. Management.

“Betul, saya Gino dari manajemen The Sigit. Boleh, kebetulan kami mau ke Jakarta untuk acara Riot on Air Radio Prambors. Kita ketemu di Ratu Plaza jam 17.00 ya,” kata Gino.

Begitu sederhana mengontak band ini. Itulah keunggulan band indie generasi MySpace! Merdeka tanpa birokrasi, tak seperti band berlabel major.

MuDA bisa menemui personel The Super Insurgent Group of Intemperance Talent (The S.I.G.I.T) saat mereka datang ke studio Prambors. Personel band ini jauh dari kesan jaim atau merasa diri seleb. Mereka sederhana, asyik aja dengan sekililingnya, dan sudah pasti tak sombong.

Tapiii, segudang prestasi sebagai band indie mereka kantongi. Kompas MuDA pernah mengulas, band ini telah membuka mata band-band indie lain untuk kreatif dalam pemasaran, terutama di dunia maya.

Lagu-lagu mereka seperti The Party Live Recording, Let It Go, Clove Doper, Black Amplifier, Satan State bisa dinikmati gratis via MySpace.

Lewat dunia maya, lagu-lagu yang dimainkan grup ini mencuri perhatian banyak orang secara global. Salah satunya pemilik label di Australia. Maka, sejarah The S.I.G.I.T pun berubah ketika mereka diundang ke Australia untuk tur selama sekitar sebulan pada 2007.

Personel The S.I.G.I.T berasal dari kalangan terpelajar. R Farri Icksan Wibisana (25, gitar), lulusan S-1 Arsitektur Universitas Parahyangan (Unpar) dan kini S-2 Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB). Donar Armando Ekan (25) pada drum, lulusan S-1 Arsitektur Unpar yang kini menjadi konsultan desain rumah spa.

Rekti Vianto Yoewono (26) sebagai vokalis dan gitaris adalah lulusan S-1 Meteorologi ITB yang masih kuliah S-2 Teknik Lingkungan ITB. Aditya Bagja Mulyana (26) pada bas, lulusan D-3 Information Technology dari Maranatha Bandung. Dengan kapasitas pendidikan seperti itu, tak heran kalau musik mereka berbeda.

”Publik Australia menganggap musik kami beda dengan musik-musik yang dimainkan band-band Australia. Makanya, kami diundang ke sana,” kata Rekti.

Awal berdiri

Grup ini terbentuk semasa mereka masih SMA. Tahun 1997 mereka membentuk band. ”Dulu, musiknya lebih ke brit-rock, kami membawakan lagu-lagu band Inggris,” kata Rekti.

Nama The S.I.G.I.T baru terbentuk tahun 2002. Mengapa namanya begitu panjang? ”Waktu itu kami lihat band-band luar (negeri) yang namanya panjang-panjang pasti enggak akan ada yang nyamain. The S.I.G.I.T itu tak ada artinya, cuma kedengaran unik saja,” kata Farri.

Band ini memulai karier dengan sering tampil pada acara kampus. Setelah membuat demo EP berisi enam lagu pada 2004, The S.I.G.I.T mulai punya penggemar setia.

Tahun 2005, mengikuti tren anak muda yang kecanduan browsing internet, mereka iseng bikin profil band di MySpace. Mereka juga mendaftar di Friendster tapi tak begitu dikelola. Rektilah yang sering nongkrongin \MySpace-nya.

Pada 2005 pula mereka mulai mendapat penikmat lagu-lagu mereka yang berlirik bahasa Inggris. Salah satunya dari Australia, dan orang itu memiliki label rekaman Caveman. Dari komunikasi dengan orang Australia ini, akhirnya keluarlah album The S.I.G.I.T versi Australia.

Album bertitel Visible Idea of Perfection-Australian Release dikeluarkan pada Juni 2007 di bawah bendera label FFCUTS & Caveman!/Reverberation. Album ini dijual di amazon.com, iTunes dan The S.I.G.I.T, online store yang ada di http://thesigit.bigcartel.com/. Di Amazon, album ini dibandrol 37,49 dollar AS.

Di Indonesia, album mereka ditangani FFWD. ”Saya tak tahu pasti berapa album yang terjual, tapi kemungkinan lebih dari 15.000 CD dan kaset. Sekarang kami kontrak untuk album kedua,” kata Adit.

Mereka tak membatasi genre musik yang harus dimainkan. ”Setiap personel punya acuan musik sendiri, jadi tak bisa memilih satu genre saja. Di sini ada rock, metal, progresif, rock n roll, tapi pada dasarnya kami memang rock,” kata Farri.

Setelah dari Australia, grup ini konser di Austin, Texas, tepatnya pada Festival South by South West (SXSW) tanggal 15 Maret 2008. Doa Insurgent Army (sebutan bagi penggemar The S.I.G.I.T) untuk kalian, semoga bisa menggebrak Texas

prestasi

•April 5, 2008 • Leave a Comment

anjessssss,,dalam hati gw,,ketika gw mendengar band yang telah terpilih menjadi band of the years nya majalah gw, ternyata mendapatkan undangan dari salah satu festival music yang cukup bergengsi di TEXAS USA, yaitu SXSW Fest yang akan dilangsungkan pada bulan maret 2008 yang akan datang,,

jujur aja,berita yang baru gw denger hari ini dari seorang sahabat, ketika undangan berkunjung ke kantor airplane setelah makan siang tadi,,cukup membuat gw tereak,,damn,,band paling keren untuk tahun ini, dengan lirik dan musik yang bisa dipertanggung jawabkan, sejauh ini,,gw baru menemukan band rock dengan konsep yang bercitrarasa luar negeri,ditambah lagi,,tahun ini, THE S.I.G.I.T mampu menoreh prestasi yang sangat membanggakan,

band ini, kebetulan hanya satu dari berpuluh puluh band yang muncul setelah trend garage mulai mendapat massa, Soul SIster, Did I ask yer opinion,Clove Doper memang adalah kick ass rock n roll yang simple dan kasar juga straight to the point ( menurut teman saya marcus ) yang bernasib lebih baik dan mampu memperlihatkan prestasi mereka sampai akhirnya mereka banyak mendapatkan tawaran manggung di negara negara tetangga,,dan mewujudkan mimpi mereka untuk satu panggung bersama Dallas Crane

buat gw,kwartet Rekti, acil, adit dan Farri ini, mampu membius gw dan penikmat local scene dengan lagu lagu mereka yang sangat memicu adrenalin,,ga peduli beberapa komentar yang bilang kalo musikalitas mereka nanggung, atau apalah,,tapi bagi gw,,fenomena THE S.I.G.I.T mampu membius gw,,dan gw punya kewajiban untuk mensupport secara total local scene di tempat gw berpijak dan berada ini,,

ga salag dong,,sebelum mereka pergi ke TEXAS, kita sebagai supporting local scene, mau membuat sebuah program kampanye bersama, untuk penggalangan dana keperluan touring band ini di festival SXSW TEXAS,,karena hal ini patut di banggakan,seenggaknya pihak lain tau,,bahwa musikalitas lokal pun mampu sejajar dengan pemusik pemusik luar,,tunggu yaaaa berita terbaru dari event ini,,,

The S.I.G.I.T

•April 5, 2008 • Leave a Comment

Di tahun 2005 NME mendeskripsikan musik The S.I.G.I.T sebagai “Scorching Gonzo Zep Rock”, di tahun 2007 mereka menandatangani kontrak dengan salah satu perusahaan rekaman Australia bernama Caveman! untuk pendistribusian “Visible Idea Of Perfection” di negara kanguru tersebut, yang disusul dengan tur Australia. Di tahun 2008, mereka akan manggung di SXSW Festival di Austin, Texas, Amerika Serikat. Sebuah perhelatan yang terkenal menjadi barometer untuk band – band baru yang nantinya akan memenuhi ruang semesta musik di kepala kita. Masih adakah sesuatu yang dapat mengerem sepak terjang The S.I.G.I.T?

 

Sekilas memang perjalanan karir band asal Bandung ini terlalu mulus untuk ukuran sebuah band yang pada awal karirnya sering membawakan lagu – lagu The Stone Roses dan The Seahorses di bawah nama The Cinnamons. Tapi disimak sekali lagi dengan cermat, perjalanan impian The S.I.G.I.T ini didukung oleh sebuah album yang solid dan penuh dengan permainan gitar virtuoso yang memang dalam setiap momennya terdengar mega, baik dalam suara maupun perasaan yang hadir waktu mendengarkannya.

 

Tak bisa dipungkiri lagi riff – riff bombastis yang ada di “Visible Idea Of Perfection” dipengaruhi oleh tandatangan Jimmy Page. Dimulai dengan “Black Amplifier” yang menendang nafsu, The S.I.G.I.T seperti tidak mempedulikan kalau musik mereka mungkin terlalu retro, di saat di mana setiap manusia sudah tidak peduli lagi akan sesuatu yang bernama Garage Rock. Tapi mereka tidak ambil pusing. Liukan gitar dan teriakan dalam “Black Amplifier” mengawali album ini dengan tempo yang tepat, mencoba untuk mengambil komando akan apa yang akan didengar di lagu-lagu setelahnya.

 

Horse” diisi dengan perpaduan dinamis keempat personil The S.I.G.I.T (Rektiviaton Yoewono – Vox & Gitar, Aditya Bagja Mulyana – Bas & Vox, Farri Icksan Wibisana – Gitar & Vox, Donar Armando Ekana – Drums) mengundang pendengarnya untuk berdansa seliar yang pernah mereka kenal. “No Hook” yang ditulis berdasarkan kefrustasian mereka waktu belum mendapatkan kontrak rekaman, mencerminkan keempat pemuda tersebut sedang mencumbu satu sama lain dengan instrumen mereka masing – masing. Sedangkan “Live In New York” adalah sebuah nomor akustik tentang impian akan kehidupan yang lebih baik di sebuah kota dunia bernama New York.

 

Lagu tersebut dilanjutkan dengan sebuah nomor berjudul “Clove Doper” yang membahayakan jiwa, seperti lusifer yang menghasut kita untuk tenggelam dalam kehidupan hedonisme tiada henti. Diselingi dengan sebuah lagu tentang pengalaman teman mereka dengan seorang waria yang diberi judul “Soul Sister” The S.I.G.I.T lanjut menghantam kita dengan “Save Me” yang penuh dengan teriakan penuh hook. Mereka tidak berhenti di situ saja, serangan terhadap hormon ekstase kita dilanjutkan dalam “Let It Go”. Dengarkan solo gitar lagu ini yang dimulai pada menit 02:30 dan siap-siaplah untuk terkesima.

 

All The Time” adalah sebuah proklamasi untuk hidup selamanya yang bersanding sangat pantas dengan lagu yang mengikutinya “Alright”, karena di lagu ini The S.I.G.I.T memberikan kita sebuah format kepercayaan baru bernama Rok ‘N Rol, seperti mengantarkan pesan kalau tidak ada yang lebih penting dari hidup ini selain percaya bahwa semuanya menuju ke sesuatu yang lebih baik.

 

The S.I.G.I.T telah berhasil memberikan sinyal kedashyatan sepak terjang mereka melalui “Visible Idea Of Perfection”. Cepat atau lambat, musik mereka akan menginfeksi bukan hanya orang – orang di negara tecinta ini, tetapi juga mereka yang di luar sana, seperti sebuah epidemi yang tak terelakkan. Apalagi yang ditunggu dunia?

Be Your Self Guys !!!!

•March 10, 2008 • Leave a Comment
Aku adalah seorang yang sangat menggunakan ‘hati’. Boleh dibilang sangat berperasaan. Kalau terjadi sesuatu yang mengganggu hati ini,aku terlalu sering meluapkannya dalam tangisan. Aneh, suatu kebiasaan yang tidak pernah berubah, meski kadang ingin sekali aku ubah.

Aku ingin menjadi seperti kakakku. Dia sangat tegar. Apapun yang mengganggu hati, jarang sekali masuk ke dalam hati, melainkan hanya menyentuh pikirannya. Ingin sekali ku seperti itu, tidak gampang tersakiti.

Sepertinya, cukup banyak pula seseorang yang ingin menjadi seperti pribadi yang lainnya.

‘aduh, pingin ya kayak Tom Cruise, cakep banget and badannya bagus’

‘aduh, pingin ya kayak Bill Gates, pinter banget’

‘aduh, pingin ya kayak …'(just feel free to fill in the blank)

Keinginan kita untuk menjadi seorang yang lain telah mengaburkan dan membingungkan kita sendiri untuk membangun ‘image’ diri kita sendiri.Terlalu banyak ‘imitasi’ yang kita gunakan. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya kita mau dan inginkan, karena kita tidak berani menjadi diri kita sendiri.

Kita tidak pernah jujur terhadap diri kita sendiri.

Jujur, sebenarnya sangat menyiksa menjadi ‘orang lain’, dan bukannya diri kita sendiri. Kadang kita harus berlaku ‘keras’ terhadap diri ini agar dapat menjadi orang lain. Untung-untung, tidak terjadi ‘kepribadian ganda’. let’s stop this! No more ‘Great Pretender’

Berusaha menjadi seorang yang lain, hanya membuat kita,tidak menjadi yang terbaik dari versi ‘diri sendiri’.

Percayalah,The Best of Ourselves is always good enough for this life!!!!!

Kalau bisa menjadi versi yang terbaik dari diri sendiri, mengapa harus menjadi versi yang ke-dua dari orang lain? (“,)